AWAL ROMADHON 2016 DI PRAMBANAN

AWAL ROMADHON DI KAKI PRAMBANAN 
Lantunan adzan Jum’at berkumandang. Hari jum'at tanggal 3 Juni 2016. Tanda sholat jum,at mulai terdengar sayup-sayup lantunan adzan terdengar di pelataran Prambanan. hatiku memerintahkan kakiku untuk berjalan menuju selatan mendekati asal bunyi tersebut. Langkah demi langkah menandakan bahwa setiap derap kaki manusia merupakan petanda atas sesuatu. Ku menelusuri jalan dengan agak cepat. Langkah kakiku tertuju di masjid selatan candi Prambanan. Aku mengambil air wudhu untuk membersihkan kotoran yang melekat di dalam tubuh kecilku ini. Aku berjalan ke lantai 2 tempat sholat Jum'at akan ilaksanakan. Aku mendengarkan isi khutbah pada saat itu berisi mengenai suka cita menyambut Romadhon yang menyimpan begitu rahasia kehidupan tempat atau waktu untuk berserah diri kepada yang maha kuasa. Selesai khutbah jum,at muli sholat jum.at tak terasa hatiku terharu, gebira dan syukur tiada henti yang kami panjatkan pada Ilahi Allah SWT. Mudah-mudahan menjadi awal atau petanda baik bagi aku. Ya Allah jangan engkau cabut nikmat yang telah telah berikan kami sekeluarga. Sesampai di masjid tak terasa air mata saya bercucuran. Menunjukan betapa kecilnya hamba dihadapanmu ya Rab. Mudah-mudahan ini meberiku suatu inspirasi bagi hamba. Air mata syukur pada-Mu. Aku berdoa dalam hati kecilku. Berikan hamba untuk selalu Istiqomah dalam menjalani hidup. Sebentar lgi awal Romadhon yang senantiasa ku rindukan sepanjang tahun. Aku ingin selalu mendekat. Aku ingin selalu bersujud. Aku ingin selalu bersimpuh. Hamba tak berhak untuk sombong tidak ingat sedetikpun dengan-Mu ya Rob Tuhan Yang Maha Agung. Pemilik asmaul Husana. Ya Allah pertemukan kami denngan bidarakiku kecil maupun besarku dan jagoanku kelak untuk bertemu di Syurga-Mu. Setelah keluar msiji aku menulusi jalan yang sangat ramai sekali. Manusia lalu lalang untuk menjalani lika-liku kehidupan. Kami pun menuju Bus rombongan. Engkau senantiasa sabar Engkau senantiasa tabah Engkau senantiasa tak berubah Engkau bersahaja Engkau apa adanya Saat aku dulu masih berjibaku Dengan keringat dinginku Bau keringatku Menyengat Kau tetap setia untuk mendampingiku Kau selalu hadir dalam suka duka-ku Engkau selalu menjadi ispirasiku Engkau selalu seti mendampingi hidupku Oh Tuhan Rasa syukur Hamba senantiasa aku panjatkan Hamba yang kecil Tak berhak untuk mengenakan mahkota kesombongan Jiwa sebagai petunjuk arah Memberikan kepastian tujuan hidup Menuju keridhoan-Mu Senantiasa bersujud pada-Mu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN JATUH CINTA, TAPI BANGUNLAH CINTA

PESAN TERAKHIR