KEPADA SENJA, TERIMA KASIH UNTUK SEGALANYA”



Oleh : Nursita Fathichatul Ulfiah / 1788203022

  Semburat merah bercampur siluet cahaya orange itu kembali lagi, ya kembali membawaku mengenang kejadian 13 tahun lalu. Suara ombak berpadu dengan desiran angin pantai sore ini mampu membuat air mataku menggenang untuk kesekian kali, ditempat yang sama, di waktu yang sama dan dengan perasaan yang sama selama 13 tahun lamanya, bayangan senyummu kembali muncul wahai lelakiku. Entahlah, disaat semua orang di desa Lhoknga begitu membenci suara ombak di pantai ini tapi berbeda dengan ku, suara ombakmu seakan candu bagiku seakan mengisyaratkan bisikan lelaki yang kau telan di kejadian tragis 13 tahun lalu, bahwa ia akan selalu mencintaiku. 


Wahai, orang orang mengataiku tidak waras, biarlah, aku akan tetap menantimu duhai lelaki bermata sayu, menanti ditempat yang sama saat kita mengikat janji suci kita kala itu, ditempat ini Pantai Lampuuk, Desa Lhoknga, Aceh Besar aku akan selalu menantimu kembali. 15 tahun lalu tempat ini menjadi saksi bisu pertemuan ku dengan seorang lelaki bermata sayu. Kala itu ia mampu menyihirku dengan tutur kata dan perilaku lembut nya saat menolong seorang tunawisma di tepi jalan masuk menuju pantai. Perilaku kecil dengan ketulusan tiada batas yang tersirat dari mata sayu itu membuat ku bertanya kepada teman kerja ku siapa gerangan lelaki itu. 

Dewangga Putra Abimana, ah nama yang cukup bagus untuk lelaki dengan perilaku mulia sepertinya, entahlah fikiran ku menjadi terbang melayang hanya untuk membayangkanya saja.
“Previa...previa..permisiii previa sampai kapan kau akan melamun di sini ?” teriak salah satu instruktur kegiatan camping persahabatan perusahaan kami mencoba memecah lamunanku.
“Ah maaf pak instruktur aku melamun kembali” timpal ku dengan wajah kebingungan. Beberapa rekan dan peserta camping terlihat geli dan menertawkan sifat lugu ku.

“Kau akan membeku bila hanya duduk melamun disitu nak, segera menuju penginapan sebelum hari mulai gelap” perintah instruktur yang mampu membuatku menjadi pusat pethatian kala itu.
Termasuk menarik perhatian lelaki yang kusebut mempunyai mata sayu itu, ia mulai bertanya tentangku kepada rekan kerjanya sejak kala itu. Hingga suatu senja menuju malam di ujung bulan Desember saat api unggun menjadi satu satu nya penghangat di tengah udara dingin serta ombak pantai yang menerjang, ia menghampiriku dan membuatku terpana untuk kedua kali.
“Previa Shalsa? Apakah itu benar nama mu ? “ tanya lelaki itu membuyarkan lamunanku

“Ah iya, Selamat Malam bapak Angga maaf aku tidak memperhatikanmu disini” jawabku setengah gugup.
“Wah ternyata kau benar benar menyukai lamunan....dan hei..! sejak kapan kau mengetahui namaku ?” Binggo...
“A a aa...itu hmmmm....” jawabku bingung kehabisan kata
“Ah..ternyata kau sudah memperhatikankui ibu Previa, Sekertaris Manajer Mayapada Group berusia 28 tahun tinggal di kota Tapak Tuan Aceh Selatan dengan kebiasaan melamun di sore hari menjelang senja ah tidak tidak...kau mempunyai kebiasaan melamun dimana saja bukan?”
“Wahhhh apa kau baru saja membaca biodata diriku bapak Angga...aku tidak mengetahui lebih selain nama anda dan nama perusahaan yang menaungi bapak...dan satu lagi aku tidak melamun wahai Bapak Angga yang terhormat...aku sedang menikmati senja dengan segala euphoria yang ia sediakan”
“Kau semakin membuat ku penasaran Previa...” jawabnya dengan menatap langit senja

Malam  itu berjalan dengan segenap tawa dan canda yang kami ciptakan, ia mempunyai pribadi yang baik, penyayang serta menghormati wanita dan ya dia berhasil membuat ku terpana kedua kalinya saat itu. Hubungan kami berjalan dengan mulus, jarak kota Banda Aceh dengan kota Tapak Tuan di Aceh Selatan tak lagi menjadi menjadi masalah yang berarti di tengah hubungan asmara kami. Hingga kami mempunyai kebiasaan untuk menikmati senja di Pantai Lampuuk di setiap akhir bulan, sesederhana itu memang, tapi mampu membuatku memupuk cinta kasih yang begitu dalam kepada seorang lelaki bernama Dewangga itu.
“Kau suka....?” tanya nya di salah satu pertemuan senja di akhir bulan September
“Hmmm...” dengan anggukan tanda setuju
“Hanya seperti ituuu..? aku mengantri di toko buku dua jam hanya untuk memberikan mu buku ini..dan sekarang kau hanya berekspresi seperti ituu..? aisyyy dasar wanita...” ucapnya kesal
“Kenapa..? kau menginginkan lebih..? apa yang kau inginkan dariku hmm..?” sambungku dengan kata kata menggoda
“Wah wahhh kau sungguh wanita yang nakal Previa...kau tak ingin berterima kasih atau mencium pipiku untuk buku langka ini..? godanya tak mau kalah
“Dasar pria mesum..aku tidak akan menciummu hanya untuk buku ini...” jawabku ketus

“Lalu kau ingin menciumku untuk apa...euhhh..?”
“Aku akan mencium mu kalau memang kau telah menjadi halal untuk ku” jawabku tenang
Entahlah apa yang sedang kupikirkan kala itu, masih terngiang di benak ku di akhir bulan September kala itu ia menjadi pria yang benar benar mampu membuat ku tersadar bahwa kepercayaan lah pokok utama dari suatu hubungan.
“Apa kau tidak lagi mempercayaiku?” tanya nya pilu
“Ah ayolah Angga..kita bertemu tidak untuk bertengkar...aku hanya berkata apa yang ada pikiran ku tidak lebih...” ungkapku menjelaskan
“Aku akan melamarmu” ucapnya tegas
“Aku tidak pernah memaksa mu untuk melamarku secepat ini”
“Lalu bagaimana cara nya kau bisa percaya kepadaku seutuhnya...suatu saat aku akan melamarmu tapi tidak sekarang....
“Aku paham...” jawabku memotong

“Aku paham bahwa pekerjaan mu yang melarang pernikahan itu begitu berharga 
untukmu..hingga membuat mu lupa bahwa kau dan aku semakin lama semakin bertambah usia..dan hei mana ada wanita yang tidak mengharapkan sebuah janji suci pernikahan Angga...mana adaaaa...?” dengan cucuran air mata yang tidak mengalir dereas dari sudut pelupuk mata ku
“Aku bekerja, aku lembur disetiap malam untuk mu Previa...demi masa depan kita..demi mencukupi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan anak-anak kita kelak...bisa kah kau lebih bersabar sedikit lagi..euh..?” ucapnya iba
Seakan tersengat dengan kata kata nya, tangis ku semakin pecah begitu saja, entahlah di usiaku yang ke 29 dan diusianya yang ke 32 ini rasanya tidak pantas jika harus melajang dalam waktu yang lama kembali. Tetapi sekali lagi aku tersadar bahwa aku lah yang egois disini. Dia telah berjuang sedangkan aku hanya menuntut tanpa tau apa yang sedang ia pendam.
“Maafkan akuuu....aku terlalu khawatir dengan banyak hal...” ucapku terbata bata di tengah tangisan yang belum reda
“Apa kau mencintaiku...?” tanya nya tiba tiba
“Aku sangat mencintaimu Dewangga”

“Maka tunggu lah aku...aku mengikatmu dengan ini...”
Dengan menyelipkan bunga mawar merah di sela rambutku, setiap inci senyumnya kala itu masih bisa aku ingat sampai sekarang. Perawakannya yang tenang dan tegas mampu meluluhkan tembok keegoisan ku untuk pertama kali.
Di pertemuan ku dengan nya di akhir bulan November 2004 menjadi pertemuan yang sangat sangat sangat berarti dalam sejarah cerita hubungan kami.
“Apa kau berharap aku akan memberimu hadiah kali ini...?”
“Tidak, dengan melihatmu saja sudah berarti untukku.” jawabku manja
“Benarkah...? kalau begitu aku tidak akan memberikan mu apa yang sudah aku persiapkan untukmu kali ini..
“Terserah..kau tidak memberikan padaku tak apa...hanya dengan menggenggam tanganmu seperti ini sudah merupakan hadiah terbesar bagiku” ucapku dengan menggengam tangan kekarnya erat.
“Aku mencintaimu Previa Shalsa”
“Aku lebih mencintaimu Dewangga Putra Abimana”
Senja kala itu menjadi saksi, deburan ombak dan hembusan angin laksana lagu cinta romantis yang mampu menyihir kami larut dalam suasana damai di tepi Pantai Lampuuk petang ini.

Ditengah lamunan ku menikmati senja...suaranya kembali memecah khayalan mega ku..
“Apa kau yakin akan menolak hadiah ku kali ini...?”
“Aku sedang menikmati senja Angga...mengapa kau kembali menggangu ku dengan......
“Marry me  Previa Shalsa...” dengan sebuah kotak beludru merah yang terbuka dan dua cincin berlian putih yang sangat mempesona, terlihat amat sangat indah di tengah sinarnya senja.
Aku terdiam..aku tak bisa berkata kata kala itu...secepat inikah...rasanya baru dua bulan yang lalu dia menjelaskan banyak hal tentang masalah ini...mengapa semua terasa seperti mimpi...apa ini nyataa...?
“Wahhhh...hebattt kau kembali melamun Previa...aku mencoba bertindak romantis tapi mengapa ekspresimu sungguh sangat sangat....arghttt...” ucapnya frustasi
“Apa kau benar benar melamarku...?
“Tentu lalu siapa lagi yang ingin aku lamar selain engkau wahai kekasih ku...euhh...”
“Lalu bagaimana dengan pekerjaan mu..? bagaimana dengan projek projek mu yang belum kau selesaikan..bagaimana dengan atasanmu yang kau bilang garang ituu..bagaimana...

“Aku sudah mengurusnya kau tenang saja sayangku...aku akan melaksanakan semua tugas dan projek perusahaan dengan baik. Beri aku waktu sampai akhir tahun, di awal tahun 2005 nanti akan tersebar undangan pernikahan kita..” ucapnya tanpa ragu
“Apa kau sudah mempersiapkan ini semua?”
“Tentu...aku mempersiapkan semua yang aku bisa demi kebahagianmu dan masa depan kita”

Dan yang terdengar kala itu adalah tangisan haru dengan pelukan erat yang entah aku menagis haru berapa lama. Malam itu di sudut tepi Pantai Lampuuk janji suci itu terucap.
Suatu hari di penghujung bulan Desember
Kau sedang apa..? send to Dewangga love aku mengirimkan pesan singkat untuknya
Aku lembur lagi sayang, bosku sangat kejam..:( balasnya
Jangan terlalu memaksakan diri, aku percaya padamu
Tidak, ini konsekuensi janji ku padamu malam itu
Aku tidak mau kesehatan mu terganggu

Ahhh kesehatan dan semangat ku selalu pulih setiap kau menghubungiku
Berhenti menggodaku Angga, dan pergilah tidur 
Hahahahaha..aku akan tidur sebentar lagi..oh iya aku berada di hotel di dekat Pantai favorit kita...senja nya selalu melukiskan senyummu Previa
Arghttt...berhenti menggodaku Angga...pergi tidur dan istirahat
Baiklah Nyonya besar....tunggu aku akan menelponmu
“Selamat malam cantik” sambut nya saat telepon darinya kuangkat
“Kenapa kau malah menelponku..? cepat pergi tidur dan istirahat Angga.” jawabku ketus

“Aku mencintaimu, sangat sangat sangat mencintaimu, suatu saat bila kau merindukanku tataplah langit dan rasakan angin yang berbisik bahwa aku selalu mencintaimu sampai kapan pun. Dan hiduplah dengan bahagia Previa ku aku akan selalu menyayangimu...selamat malam wahai bidadari hidupku, istirahatlah..aku akan tidur sekarang”

 Entahlah kata kata terakhir sebelum ia menutup sambungan telepon itu seakan menjadi isyarat bahwa ia akan pergi jauh tak pernah kembali. Ya, Dewangga lelaki bermata sayu itu menjadi salah satu korban Tsunami Aceh 26 Desember 13 tahun yang lalu, dan keberadaan jasad serta jenazahnya pun tidak pernah ditemukan hingga sekarang. 13 tahun lalu di hari kelam itu aku menjadi salah satu korban selamat jiwa diatas bencana tragis itu, tapi tidak untuk mental dan psikis ku yang terguncang hebat mengingat Angga berada di tepi Pantai Lampuuk yang menjadi titik pusat Tsunami kala itu. Pantai favorit kami yang menjelma menjadi monstrer ganas yang menerjang dan menelan berjuta juta nyawa kala itu termasuk nyawa kekasihku Dewangga Putra Abimana.
 
 Dan disinilah aku saat ini di tempat yang sama, diwaktu yang sama, dan dengan perasaan yang sama pul,  aku masih setia menunggu mu Angga. Usiaku kini menginjak 42, tapi aku tak bisa melupakan setiap inci kenangan tentang mu hingga membuatku menjadi perawan tua yang menyedihkan. Menyedihkan, tapi begitulah hidupku, pesan terakhirmu agar aku hidup bahagia tak mampu aku wujudkan. Bagaimana aku bisa bahagia sedangkan seluruh kebahagiaan ku hanya berpusat kepadamu..?

Dewangga, aku akan selalu menunggu mu, entah sampai kapan hingga saat ajal menjemput ku mempertemukan mu dengan ku, aku akan tetap menunggu. Aku merelakan mu aku merelakan semua yang bukan miliku kembali kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, tapi izinkan aku selalu disini, menatap senja ini, mendengar bisikan angin dan deru ombak yang selalu mengisyaratkan kehadiranmu disisiku.
Dewangga, lelakiku yang bermata sayu..entahlah dimana jasad mu berada, tapi yakinlah aku akan tetap menjadi Previa mu yang dulu, yang selalu mencintaimu hingga ujung waktu. Kepada senja, terima kasih untuk segalanya.


  
               

Komentar

  1. "good...nice written..fighting..! "๐Ÿ˜‰

    BalasHapus
  2. Kereeeeeennn.. ๐Ÿ˜ฎ๐Ÿ˜†

    BalasHapus
  3. Awesome!!๐Ÿ˜‰
    gutes schreiben๐Ÿคฉ

    BalasHapus
  4. Bagus sangat mendidik....semangat Thor...๐Ÿ˜‰

    BalasHapus
  5. Lanjootkaann. Proud of you ๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    BalasHapus
  6. Good!!! Congratulations ๐Ÿ˜‹

    BalasHapus
  7. Sudah bagus bakat menulis sudah ada.lanjutkan..

    BalasHapus
  8. Mantep,,
    Lanjutkan, anda berbakat๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih semuanya, semoga kebdepan bisa lebih baik berkarya untuk negeri

      Hapus
  9. Akupun suka senja, this is so good! Ditunggu tulisan selanjutnya ya๐Ÿ’œ

    BalasHapus
  10. Akupun suka senja, this is so good! Ditunggu tulisan selanjutnya ya๐Ÿ’œ

    BalasHapus
  11. Good ta,, fighting๐Ÿ’œ๐Ÿ’œ๐Ÿ’œ

    BalasHapus
  12. Bagus Monna.... lanjutkan ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

    BalasHapus
  13. Huhu sediih ceritanyaaa ๐Ÿ˜ฃ ngenaa banget.. ๐Ÿ˜ญ thoor jgn bikin yg sad ending doongg.. Ku ingin yg bahagiaa sajaaa๐Ÿ˜ข semangaatt berkaryaaa ๐Ÿค—

    BalasHapus
  14. Nursita,
    Mutiara di STKIP PGRI Pacitan
    Lanjutkan
    Bapak suka kamu bisa

    BalasHapus
  15. Wahh lanjutkan mon,,tetep semangat

    BalasHapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. ุฃุญุณู†ุช...bahasanya bgus bgt๐Ÿ–’๐Ÿ–’๐ŸŒธ

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JANGAN JATUH CINTA, TAPI BANGUNLAH CINTA

PESAN TERAKHIR