PENAT PERLU REFRESING
Pacitan, 7 November 2018
NELA ROSITA
Aku membuka mata, kuhidupkan ponselku dan mencoba memfokuskan mata pada jam yang tertera di layar utama. Seketika mataku menjadi terang seperti tersiram air saat membasuh muka. Jam menunjukkan pukul 07:00 WIB, mungkin ibuku sengaja tidak membangunkanku karena aku memang sedang lelah pada saat itu. Setelah dua hari membantu tetangga yang sedang ada hajatan. Tanpa merapikan tempat tidur aku langsung keluar kamar. Aku benar- benar panik karena sudah ada janji dengan teman (bisa dibilang saudaraku atau sahabatku sejak kecil) untuk menengok bapak pemilik kost waktu SMK yang sedang sakit stroke. Aku tidak ingin mengecewakan temanku karena baru kali ini bisa jalan bersama. Aku sibuk kuliah dan dia sibuk bekerja di Jakarta dan jarang juga pulang ke kampung, sedangkan besuk sudah harus balik lagi ke Jakarta.
Aku mencari ibuku di dapur,
dikamar mandi dan di depan “ makkkk!!!” tidak ada juga. “ oh iya aku ingat
pasti pergi kerumah Mbak Ning ikut beres- beres” pikirku. Sudah menjadi tradisi
jika habis hajatan selalu kerja bakti, begitulah di desa gotong royong masih
sangat kuat.
Aku duduk di depan pintu
menatap langit yang begitu cerah dan udara pagi di desaku yang masih segar.
“heem rasanya males buat ngapa- ngapain nih pengen jalan- jalan aku tuhh, tapi
malah disuruh anter nengok orang sakit” batinku.
Aku segera beranjak dari
lamunanku, berjalan kekamar mengambil sisir. Tetapi mataku tertuju pada
setumpuk pakaian kotor yang sebenarnya ingin aku lupakan, tapi tidak akan bisa
karena sangat mengganggu pemandangan. Setelah melihat pakaian kotor keinginan
ku untuk piknik semakin kuat.” Aku lupakan saja lah piknik itu” pikirku, tanpa
berfikir panjang aku langsung mengambil pakaian kotor dan membawanya untuk ku
cuci.
Sebab kalau ibuku tau masih
banyak pakaian kotor, pasti aku akan terkena semprotan kemarahannya yang akan
meluncur dengan cepat bagai senjata api. Aku mencuci baju dengan cepat dan
lanjut menjemurnya di depan.
Ternyata temanku juga ada d
depan rumahnya mencuci baju, iya aku dapat melihatnya karena rumah kita
berdekatan. Dia melihatku dan bertanya “jam berapa akan berangkat?” .aku menjawabnya
“ nanti ya setelah aku selesai mandi dan sarapan”. Temanku terlihat bahagia
,dia menjawab” baiklah aku akan segera mandi”. Sebenarnya sudah dari awal tadi
aku katakan, aku lelah dan tidak berniat banget buat pergi apalagi naik motor.
Kalian pasti tau lah jalan menuju rumahku sangat jauh dari kata mudah dilewati.
Membuat tulang serasa terpisah dari teman- temannya , itulah sebab aku mengeluh
sejak tadi. Tapi aku mencoba melawan rasa itu dan tetap akan mengantarkan
temanku , karena hanya itulah yang dapat aku kasih kepadanya. Berjalan berdua,
meluangkan waktu untuk curhat dan bersenda gurau bersama walau hanya sebentar.
Dengan berat kulangkahkan
kaki ku ke kamar mandi. Aku mandi sekilat mungkin ,berganti baju dengan cepat
pula dan bergegas membuat sarapan. Aku berusaha untuk berangkat sebelum
matahari meninggi karena berjalan di atas jalan yang rusak ketika matahari
sangat menyengat rasanya seperti emosi berada pada puncak tertingginya. Ketika
aku sedang sarapan datang ibuku datang
dan bertanya, “jadi kerumah bapak?”.
Keluargaku memang sudah
menganggap keluarga sendiri ,karena selama tiga tahun merekalah yang menjadi
orangtuaku semasa SMK. “ jadi mak pumpung ada waktu,” jawabku.oh iya aku lupa
bercerita pada kalian aku memanggil ibuku dengan sebutan mak ,karena dari kecil
sudah terbiasa dan bagiku emak mempunyai ikatan batin dengan anaknya sangat
kuat dibandingkan dengan menyebut ibunya bunda.
Bunda memiliki karakter
yang selalu menunutut anaknya untuk ini itu dan apalah, itu menurutku. Ibuku
sudah menjadi wanita terkuat wanita yang selalu menjadi teman dan sahabatku
hingga aku seperti sekarang ini. “hati-hati ya dijalan jangan lupa oleh-oleh
hihihi” katanya. “siap! Mudah-mudahan nanti di ajak piknik sekalian dehh
hehehe, assalamualaikum mak..”
“waalaikumsalam” jawab
ibuku sambil tersenyum.
Sepanjang jalan temanku
tidak berhenti bercerita dan curhat, entah
masalah pekerjaan ataupun masalah hati. Mungkin dia kangen sudah hampir dua
tahun nggak curhat dari hati ke hati. Setelah sekitar 45 menit kita berjalan
sampai juga akhirnya, seketika memori masa SMK teringat kembali. Masa belum
memikirkan betapa berharganya uang jajan yang diberikan orang tua, masa dimana
dulu nggak pernah merasa lelah. Bedanya sekarang tanggung jawab sudah semakin
besar, harus belajar mandiri dan sudah harus memikirkan apa langkah yang akan
kita ambil di masa depan.
Sayangnya bapak sedang
nggak ada di rumah saat itu pergi ke dokter untuk check up. Penderita stroke
memang harus rutin check up dan terapi ,bapak melakukannya satu minggu sekali.
“emm gimana kalau kita pergi ke pantai “ ajak temanku. “ wahh boleh boleh
pantai mana ya kira-kira?” semangatku bangkit kembali setelah mendengar kata
pantai.
” Pantai klayar yukk” pinta
temanku, “yuhuuuuu berangkat hahahaha” jawabku. Jarak dari rumah bapak ke
pantai lumayan jauh, tapi nggak terasa sama sekali capek nya kita kan emang
lagi seneng banget. Pantai klayar pantai yang tekenal di pacitan letaknya di
desa kalak kecamatan donorojo. Ketika mata melihat nya maka fikiran pun akan
melakukan penyegaran dengan sendirinya. Klayar memiliki pemandangan yang
berbeda dengan yang lain, memiliki pantai yang luas dan dari dulu hingga
sekarang masih sangat digemari oleh semua orang
bahkan banyak turis dari manca Negara. Aku dan temaku sibuk berfoto
selfie yang tentunya akan di post di social media. Beruntung air laut sedang
surut pada saat itu jadi kita dapat mengambil rumput laut yang ada di batu-
batu.
Begitulah cara sederhana
kita melepaskan lelah sangat mudah dan tidak merogoh kantong dalam-dalam
tentunya. Aku tidak menyangka bahwa hari itu kita benar- benar melakukan piknik
yang menyenangkan. Mengintip sebagian keindahan di bumi pacitan, selain
mendapatkan berbagai pengetahuan kita juga dapat dengan mudah membuang beban di
fikiran. Aku sangat menikmati satu hari yang sangat indah itu, pergi berdua dan
meluangkan waktu untuk bersama. Hidup ini nggak harus bersama ataupun tentang
kekasih, buktinya dengan sahabat kita masih bisa tertawa. Melalui pantai
klayar aku dan sahabat karibku berbagi
rasa.
Komentar
Posting Komentar